Suku Lematang
 |
pakaian adat suku Lematang |
Suku Lematang, adalah suatu komunitas masyarakat yang berdiam di
provinsi Sumatra Selatan, di daerah Lematang yang berada di antara
kabupaten Muara Enim dan kabupaten Lahat. Daerah suku Lematang ini
berbatasan dengan daerah Kikim dan Enim. Pemukiman suku Lematang ini
berada di sepanjang sungai Lematang, tidak terlalu jauh dari kota
Muaraenim dan kota Prabumulih. Wilayah pemukiman orang Lematang berada
di 4 kecamatan, salah satunya kecamatan Merapi yang terdiri dari 37 buah
desa di antaranya desa Muara Lawai, desa Gedung Agung, desa Banjarsari,
desa Kota Agung, desa Tanjung baru, desa Arahan dan lain-lain.
Asal usul orang Lematang diperkirakan berasal dari kelompok suku bangsa
deutro-malayan yang bermigrasi secara besar-besaran dari daratan
Indochina. Pada awalnya hidup di daerah pesisir, tetapi karena
berkembangnya kerajaan Sriwijaya dan ingin memperluas wilayah
kekuasaannya dengan menyerang setiap wilayah pemukiman di sekitar
kerajaan Sriwijaya, maka mereka pun terdesak masuk lebih ke pedalaman
melalui aliran sungai Musi, hingga masuk ke aliran sungai Lematang dan
mendirikan pemukiman di tempat ini.
Ada sebuah cerita yang tersimpan dari mulut ke mulut, dari generasi ke
generasi, bahwa masyarakat suku Lematang masih keturunan dari
orang-orang yang berasal dari kerajaan Sriwijaya.
Bahasa Lematang, mirip dengan bahasa Melayu, tetapi walau mirip, sebenarnya terdapat banyak perbedaan.
Pada dasarnya orang Lematang sangat terbuka dan selalu bersikap ramah
tamah dalam menyambut setiap tamu yang hadir di wilayah pemukiman
mereka. Selain itu rasa kebersamaan juga nampak dari kehidupan setiap
masyarakat suku Lematang ini. Terlihat dari sikap
gotong-royong dan
tolong-menolong.
 |
salah satu pemukiman suku Lematang |
Rumah orang Lematang biasanya dibangun dengan bentuk rumah panggung.
Kadang mereka membangun rumah di atas permukaan air di pinggiran sungai.
Tradisi rumah seperti ini adalah tradisi dari sejak zaman nenek moyang
mereka yang tetap dipertahankan oleh sebagian besar masyarakat suku
Lematang. Lagipula wilayah pemukiman suku Lematang ini banyak terdapat
rawa-rawa, jadi model rumah panggung ini lah yang menjadi pilihan paling
tepat untuk ditempati.Rumah-rumah ini memiliki tempat duduk yang
menghadap ke jalan raya di bagian depan rumah yang disebut
pance. Pance adalah tempat untuk bersantai baik dengan sesama anggota keluarga maupun dengan orang yang berkunjung.
Masyarakat Lematang, memiliki 2 sistem adat pernikahan:
- calon mempelai laki-laki akan menjadi anggota keluarga penuh dari
calon mempelai perempuan, semua biaya pernikahan ditanggung oleh pihak
perempuan.
- mempelai laki-laki bersama mempelai perempuan diperbolehkan
meninggalkan mertuanya untuk mencari pekerjaan di daerah lain, namun
jaminan masa tua mertua tetap menjadi tanggung jawab mereka.
Apabila orang dari luar suku Lematang menikah dengan salah satu orang
Lematang, maka mereka harus menikah secara Islam. Setelah acara
pernikahan, mereka diberikan kebebasan untuk memeluk agama lain. Namun,
setelah berpindah agama ia masih diterima sebagai anggota keluarganya,
tetapi tidak diakui lagi sebagai masyarakat Lematang.
Harta warisan diserahkan kepada anak perempuan. Akibatnya banyak anak
laki-laki yang merantau untuk mencari nafkah. Pendapat mereka mengenai
adat-istiadat mereka, adalah bahwa,adat-istiadat mereka tidak berbeda
dengan Lahat dan Muara Enim.
Masyarakat Lematang saat ini secara mayoritas memeluk agama Islam, namun
dalam keseharian banyak dari mereka yang masih mempercayai dan terlibat
dalam ilmu-ilmu gaib. Mereka adalah penganut Islam yang taat. Satu hal
yang patut dipuji adalah dalam dalam pandangan hidup orang Lematang
adalah mereka sangat menghargai agama di luar agama yang mereka anut.
Menurut mereka bahwa semua agama itu baik dan selalu bertujuan baik
terhadap penganutnya.
Pada dasarnya masyarakat Lematang hidup pada bidang pertanian, seperti
persawahan dan perladangan. Namun saat ini banyak dari orang Lematang
yang telah bekerja di sektor pemerintahan maupun swasta, dan juga pada
sektor-sektor lain. Pada pendidikan masih banyak generasi muda Lematang
yang kurang mendapatkan tingkat pendidikan yang layak sehingga perlu
mendapat perhatian yang lebih dari pemerintah daerah setempat.
sumber:
- disdukcapil.musi-rawas.go.id
- siswa.univpancasila.ac.id
- archive.kaskus.co.id
- gambar-foto: tua-tradisionil.blogspot.com
- gambar-foto: mongabay.co.id
- wikipedia
- dan sumber lain